Virus Demam Berdarah Dengue
Saat saya tulis blog ini, anak saya masih tergolek
di rumah sakit karena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dalam beberapa bulan belakangan ini rumah kami di Jakarta serasa
diserbu nyamuk dari semua penjuru, sangat luar biasa banyaknya nyamuk
akhir-akhir ini, dan beberapa dari rombongan nyamuk itu bernama Aedes Aegypti.
Sebenernya saya sudah minta foging dirumah saya, sebelum anak saya positif DBD. Karena saya tidak tahu kemana harus mengajukan dan bagaimana cara mengajukan, dan berapa biayanya, maka saya melaporkan kepada pak RT setempat untuk permintaan foging, dengan harapan ada informasi mengenai foging tersebut.
Akan tetapi saya terbentur dengan aturan yang ada, sebab menurut
info RT, foging bisa dilakukan apabila ada surat keterangan dari rumah sakit
bahwa ada yang terkena DBD. Wallahhhh… musti ada korban dulu!
Karena pada akhirnya anak saya harus dirawat, maka saya dapat surat keterangan dimaksud dari rumah sakit, untuk permintaan foging.
Akhirnya foging dilakukan pagi ini, oleh
departemen kesehatan, melalui puskesmas terdekat, hanya satu hari setelah Surat
keterangan RS itu saya sampaikan ke Puskesmas, lumayan cepat respons-nya.
Maka berdasarkan pada pengalaman dengan DBD tersebut saya tergugah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai penyakit berbahaya ini, dan info dibawah ini saya dapat dari hasil google web-nya http://the.karimuddin.com/2012/02/tentang-demam-berdarah/
Semoga dengan semakin banyak yang tahu mengenai
penyakit ini dapat meminimize korban berjatuhan, karena sudah tau duluan
penanggulangannya.
---------------------------------------
Demam
berdarah itu disebabkan oleh virus dengue yang mana penyebaran virus tersebut
dibantu oleh nyamuk. Nama nyamuk nya mungkin pada familiar ya, nyamuk Aedes
Aegypti. Nah si nyamuk ini memang senang hidup dekat dengan manusia dan hidup
di banyak permukiman. Nyamuk ini pun hidup di udara yang hangat dan dibawah
1000 meter. Jadi sudah pasti Jakarta ini udah jadi habitat favoritnya si
nyamuk.
Si nyamuk ini sendiri punya yang namanya feeding time, baik pagi
atau sore. Paginya jam 8-11. Dan sorenya jam 3-6 sore. Jadi sesungguhnya kalau
malam-malam di gigit nyamuk udah pasti bukan nyamuk demam berdarah.
Periode
masa inkubasi virus ini kurang lebih 4-10 hari semenjak di gigit. Dan ada 3
kemungkinan penyakit yang mungkin muncul setelah digigit nyamuk ini (tergantung
respon tiap-tiap orang):
- Demam tidak jelas yang sembuh sendiri (undifferentiated fever)
- Demam Dengue
- Demam Berdarah Dengue
Nah dari
3 penyakit ini yang perlu ditakuti dan di waspadai adalah si Demam Berdarah
Dengue. Ada 4 derajat DBD. Yang terberat adalah di derajat ke 3 dan 4 karena
sampai menyebabkan shock pada manusia. Dan kemungkinan terjadi kematian di DBD
derajat 4. Ngeri ya..
Gejalanya
DBD sendiri ada 3 fase yang perlu kita pelajari dan pahami:
- Fase Demam: 2-7 hari. Pada dasarnya tidak ada obat untuk memperpendek demam ini. Kita bisa menunggu. Gejala yang perlu diperhatikan adalah ketika demam ini, badan disertai gejala pegal-pegal, mual, muntah dan sakit perut. Pada fase ini bisa dilakukan pemeriksaan uji torniket. Kalau ada bintik-bintik bisa menjadi DBD. Dan setelah itu dilanjutkan pemeriksaan darah.
- Fase Turun Demam/Kritis: 3-7 hari. Biasanya kalau demam turun kita kan biasanya senang. Cuman pada kasus DBD pada fase turun demam kita harus hati-hati. Karena pada fase ini bisa terjadi kebocoran pembuluh darah. Pendarahan yang terjadi pun beda-beda dan bisa macam-macam. Salah satu kunci bahwa kita harus waspada kalau anak kena DBD adalah ketika demam turun, anak bukannya ceria tapi malah lesu dan tidak semangat. Ini harus diperhatikan dan action yang kita lakukan harus lebih agresif.
- Fase Penyembuhan, pada fase ini nafsu makan sudah meningkat, dan sakit perut pun menghilang. Namun mungkin akan ada merah-merah yang bikin gatal.
Biasanya
kalau anak sudah demam naik turun selama 3×24 jam, baiknya di hari ketiga kita
melakukan test darah. Jangan lakukan test darah di hari pertama atau kedua setelah
demam. Soalnya hasilnya gak akan akurat dan anak mesti test darah lagi di hari
ketiga. Dari test darah baru bisa dibedakan antara DBD dan Demam Dengue.
Informasi yang wajib kita perhatikan adalah nilai trombosit DAN
hematokritnya. Banyak penyakit yang menyebabkan trombosit turun dan bukan
hanya DBD. Untuk itu informasi hematokritnya harus dilihat. Jika Demam Dengue,
nilai trombosit tidak dibawah 100rb. Kalau DBD biasanya nilai trombosit dibawah
100rb dan nilai hematokritnya pun tinggi. Nilai hematokrit tinggi itu yang
berbahaya dan kita harus hati-hati. Karena dari nilai hematokrit tinggi bisa
memberikan indikasi kalau ada tanda-tanda pendarahan di tubuh kita (lihat fase
kedua).
Nah
terapi nya DBD sendiri itu gimana sih? Kalau menurut dr. Endah Citra Resmi,
terapi nya hanya menurunkan demam dan mengatasi dehidrasi. Dianjurkan minum
paracetamol sebagai pereda panas karena paling aman. Sedang ibuprofen sangat
tidak dianjurkan jika terkena DBD. Usahakan minum cairan yang banyak biar tidak
dehidrasi. Atau jika anak sudah tidak mau minum, langsung dibawa ke rumah sakit
dan rawat. Treatment yang diperlukan hanyalan treatment cairan
saja yang berarti pasang infus. Karena penyebabnya adalah virus maka
antibiotik tidak diperlukan.
Ingat ya,
antibiotik cuman ampuh untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bahkan
menurut dr. Endah, anti virus pun tidak diperlukan. Yang penting dalam treatment
DBD ini, kebutuhan cairan harus diperhatikan. Jika terjadi pendarahan masif
maka diharuskan segera transfusi darah.
Kalau
anak sudah bisa komunikasi dengan kita lebih enak ya, jadi bisa mengerti
keluhannya. Nah kalau masih bayi pigimana? Kalau menurut dr. Endah, kalau bayi
pasti rewel, gak mau minum bahkan menyusui langsung gak mau. Biasanya
muntah-muntah juga. Dan pipisnya jarang. Kalau menurut standard WHO jika anak
sudah lebih dari 6 jam tidak pipis harus diwaspadai kalau anak sudah terkena
dehidrasi. Hal ini harus segera ditindaklanjuti.
Komentar